Selasa, 31 Maret 2020

MAKALAH DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP KOMUNITAS LOKAL


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG
            Globalisasi merupakan suatu proses yang sulit dibendung oleh suatu bangsa, karena bangsa yang menolak globalisasi berarti bangsa tersebut akan tertinggal dan terbelakang. Sementara itu, komunitas lokal merupakan suatu unit kesatuan sosial yang terorganisasi dalam kelompok-kelompok kepentingan bersama (communities of common interest), baik yang bersifat fungsional maupun yang memiliki teritorial. Dalam batas-batas tertentu, istilah komunitas menunjuk pada warga sebuah dusun, desa, kota, suku, ataupun bangsa. Globalisasi dapat berpengaruh atau berdampak terhadap komunitas lokal, di antaranya dapat dilihat dari penggunaan teknologi komunikasi dan informasi, kemudahan dalam bermobilitas dengan adanya alat transportasi modern, gaya hidup yang semakin materialistis, serta perubahan pada tradisi atau adat kebiasaan lokal.

1.2       RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian dari Globalisasi?
2.      Apa saja dampak globalisasi terhadap komuitas lokal?
3.      Bagaimana Upaya Penanggulangan Terhadap Perubahan Komunitas Lokal?













BAB II
PEMBAHASAN

2.1       PENGERTIAN GLOBALISASI
Globalisasi berasal dari kata globe , yang artinya bundar seperti bola. Globalisasi artinya proses sesuatu yang sudah mendunia, termasuk perubahan sosial di Indonesia (Mulyadi, 2015 : 38). Globalisasi dipicu oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang komunikasi dan telekomunikasi yang berlangsung sejak penghujung abad ke-20. Adapun dampak negatif dan positif dari adanya globalisasi, yaitu :

2.1.1    Dampak Negatif
Krisis moneter,yang bermula-mula terjadi di negara Asia Timur merembes ke negara-negara di Asia Tenggara. Menjelang berakhirnya abad ke-20 da awal abad ke-21, Indonesia mengalami krisis yang mengakibatkan terjadinya pergantian kepemimpinan negara sampai empat kali. Banyaknya gerakan separatisme, maupun sara.

2.1.2        Dampak Positif
Pengiriman dan penyampaian informasi semakin mudah dan cepat.
Melalui berbagai teknologi modern, hidup manusia lebih dimudahkan.
Semakin terbukanya kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik, melalui proses industrialisasi.

2.2       KOMUNITAS LOKAL
Komunitas merupakan sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Komunitas adalah sebuah kelompok social dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berarti “kesamaan”, kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti “sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak”.


2.3       PERUBAHAN KOMUNITAS LOKAL
Dengan adanya globalisasi ada sebagian orang yang beranggapan bahwa globalisasi dapat merusak komunitas lokal yang sudah ada sebelumnya, namun menurut pandangan saya globalisasi tidak merusak komunitas lokal tetapi justru sebagai pembentuk komunitas lokal. Hal itu disebabkan karena dengan adanya globalisai menjadikan semakin mudahnya untuk melakukan sesuatu, salah satunya yaitu berkomunikasi, dengan semakin mudahnya berkomunikasi, maka akan mempengaruhi dan membentuk komunitas lokal yang ada disekitar kita, karena kita dapat berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda kebudayaan dengan kita.
Dari berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda kebudayaan itu akan menambah wawasan dan pengetahuan kita, bertambahnya wawasan dan pengetahuan itu akan tercipta sekelompok orang yang menyukai sesuatu hal yang ia dapatkan/di ketahuinya.
Tetapi, pengaruh globalisasi selain memberikan dampak positif salah satunya terbentuk komunitas lokal, akan terbentuk pula komunitas negatif yang menurut masyarakat juga termasuk dalam komunitas lokal contohnya adalah komunitas judi, pengkonsumsi miras dll, namun sebenarnya hal tersebut bukan merupakan wujud dari komunitas lokal, melainkan penyimpangan sosial.
Globalisasi juga memberikan dampak negatif terhadap perkembangan kebudayaan di Indonesia. Globalisasi telah mendorong terjadinya pergeseran atau perubahan terhadap sistem atau aturan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Perkembangan teknologi memiliki andil yang sangat besar dalam menggiring remaja-remaja kita kearah dekandensi moral. Rusaknya mental dan akhlak remaja kita diakibatkan oleh gaya hidup yang kapitalis,materialistik dan individualistik. Selain itu menjamurnya situs-situs internet yang menyajikan gambar-gambar vulgar yang bisa diakses secara bebas semakin menambah deretan kerusakan remaja. Hal tersebut di atas menyebabkan kearifan-kearifan yang berlaku dalam masyarakat mulai terkikis. Masyarakat memiliki adat yang dikenal sebagai ada kedaerahan (kerifan lokal) yang merupakan symbol kebangsaan, namun saat ini, hampir tidak lagi makna yang berarti di era globalisasi. Kita sulit memberikan batasan-batasan yang jelas antara budaya lokal dan budaya barat.

2.4       DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP KOMUNITAS LOKAL
Globalisasi merupakan proses yang tidak mungkin dibendung oleh suatu bangsa. Bangsa yang menolak globalisasi berarti bangsa tersebut akan tertinggal dan terbelakang. Pada saat ibi pengaruh globalisasi dapat dilihat di setiap segi kehidupan manusia, baik dari gaya pakaian, gaya hidup, cara berpakaian, cara berkomunikasi, ataupun tradisi yang ada pada suattu komunitas. Jika padasuatu komunitas telah terpengaruh globalisasi, maka sudah dapat dipastikan terdapat perubahan di beberapa segi kehidupannya. Dibawah ini akan diuraikan mengenai dampak atau pengaruh globalisasi terhadap komunitas lokal, beberapa dampak tersebut dapat dilihat dari hal-hal berikut :
v    Komunikasi
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat arus globalisasi. Keberadaan internet serasa memperpendek jarak antarnegara. Di era globalisasi ini, masyarakat banyak diuntungkan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan komunikasi. Dengan alat yang semain canggih di era globalisasi, seseorang dapat dengan cepat dan mudah mendengar, melihat, dan meniru kebudayaan asing. Berbagai peristiwa di belahan dunia terutama dari negara-negara maju juga bisa dengan cepat kitta peroleh.Pada akhirnya adalah bahwa setiap orang harus siap menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi.
v    Perjalanan
Pada era globalisasi saat ini banyak pilihan angkutan untuk melakukan peerjalanan. Di Indonesia sendiri terdapat angkutan darat, laut, dan udara. Berkaitan dengan tingkat kegiatan masyarakat yang semakin sibuk, seseorang akan mengutamakan perjalanan yang cepat, praktis, aman dan murah. Dengan demikian, akan mempercepat mobilitas mereka.
Perjalanan pada era globalisasi ini dilakukakn menggunakan sarana perhubungan yang sudah modern. Mobil, kapal, ataupun pesawat terbang bisa menjadi pilihan setiap perjalanan. Dengan menggunakan pesawat terbang, jarak yang jauh dapat ditempuh dengan waktu yang singkat. Berbeda dengan dulu, perjalanan jarak jauh bisa memakan waktu hingga berhari-hari.
v    Gaya hidup
Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia dalam suayu kehidupan bersama. Gaya hidup tradisional mulai ditinggalkan, masyarakat mulai beralih ke gaya hidup yang lebih modern.Pada kehidupan yang modern, tuntutan hidup yang lebih nyaman, lebih praktis, lebih efisien, dan efektif ada nilai tambah. Masyarakat akan berusaha untuk memenuhi tuntutan tersebut.
Kita harus berhati-hati dalam menyikapi gaya hidup yang modern karena ada beberapa gaya hidup modern yang kurang sesuai dengan nilai dan budaya bangsa Indonesia. Beberapa gaya hidup modern yang positif yaitu, menghargai waktu, bekerja keras, dan suka menuntuk ilmu. Sementara gaya hidup modern yang negatif yaitu, konsumtif, pergaulan bebas, suka berfoya-foya, dll.
v    Tradisi
Di era globalisasi ini hendaknya kita lebih bijak memilih tradisi-tradisi yang harus dipertahankan ataupun tradisi yang harus ditinggalkan. Tradisi sebagai seni untuk kepentingan pariwisata dan sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia bisa dipertahankan hidup ditengah-tengah masyarakat, misalnya upacara Sekaten di Solo dan upacara Kasada di Bromo.

2.5       Upaya Penanggulangan Terhadap Perubahan Komunitas Lokal
Berikut ini merupakan cara menanggulangi terhadap dampak negatif yang disebabkan karena perubahan komunitas lokal, yaitu sebagai berikut:
  1. Rehumanisasi
    Manusia harus dipandang secara utuh baik lahir maupun batin, sehingga pembangunan karena adanya globalisasi selalu harus mengarah kepada terwujudnya peningkatan kesejahteraan manusia seutuhnya antara lahiriah dan batinia. Apabila ini tidak diperhatikan maka laju kehancuran peradaban manusia tidak akan dapat diimbangi oleh laju rehumanisasi oleh karena semuanya pihak harus mengambil bagian dan kontribusi positif.
  2. Kemampuan memilih
Segala yang teknis mungkin akan dikerjakan, tidak dipertentangkan dan disaring berdasarkan nilai-nilai kamanusiaan. Artinya yang didukung oleh aspek moral keagamaan, sosial, dan aspek-aspek yang terkait seharusnya menentukan apa yang mungkin diteliti dan dikembangkan kemudian tidak dilakukan jika tidak sesuai dengan kearifan lokal yang berlaku.
  1. Revitalisasi
    Perlunya upaya positif untuk mencegah distorsi biokultural yang berkelanjutan. Pembuangunan akan menuju ke suatu kebudayaan baru di masa depan, sehingga dipersiapkan persiapan-persiapan menyeluruh. Usaha-usaha revitalisasi akan banyak dipengaruhi baik secara positif mauoun negatif oleh faktor-faktor dalam maupun luar negeri.
.





BAB III
PENUTUP

3.1       KESIMPULAN
Globalisasi berasal dari kata globe , yang artinya bundar seperti bola. Globalisasi artinya proses sesuatu yang sudah mendunia, termasuk perubahan sosial di Indonesia (Mulyadi, 2015 : 38).
Komunitas merupakan sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Komunitas adalah sebuah kelompok social dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Berikut ini merupakan cara menanggulangi terhadap dampak negatif yang disebabkan karena perubahan komunitas lokal, yaitu sebagai berikut:
1.       Rehumanisasi
2.      Kemampuan memilih
3.       Revitalisasi













DAFTAR PUSTAKA

v  http://blog.unnes.ac.id/imasulufi16/2015/12/24/materi-sosiologi-sma-kelas-xll-bab-2-globalisasi-dan-perubahan-komunitas-lokal/

MAKALAH AGAMA TENTANG TOLERANSI SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Salah satu agenda besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tantangan untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa tersebut salah satunya adalah masalah kerukunan umat beragama dan kerukunan bangsa. Kerukunan intern beragama, kerukunan antarumat beragama, dan kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah. Kerukunan itu bukan barang gratis. Ada penggalan sejarah kelam di mana kerukunan pernah terkoyak di negeri ini.
            Bukan hanya harta benda yang hilang terbakar, tetapi banyak nyawa manusia tak bersalah juga melayang. Kita sebagai masyarakat terpelajar harus berperan serta dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara, menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat, dan berpartisipasi dalam menjaga kerukunan di mana saja kita berada dan kapan saja waktunya.
            Akhir – akhir ini, nilai kerukunan yang dijaga dengan baik oleh masyarakat mulai terkikis, mengalami degradasi. Semboyan bhineka tunggal ika sudah mulai luntur dalam pemahaman dan pengalaman masyarakat.
            Ini bisa dilihat dari berbagai konflik yang terjadi di berbagai daerah Indonesia seperti kasus Poso, Ambon, Sampang yang mengatasnamakan agama. Konflik – konflik yang mengatasnamakan agama ini bahkan disinyalir telah mengancam terjadinya disintegrasi bangsa.
Manusia adalah makhluk indiviudu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama.
            Dalam menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan ras maupun agama. Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya.
            Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Olehnya itu kita sebagai warga Negara sudah sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi keutuhan Negara.
            Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar umat beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembah Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya.
            Demikian juga sebaliknya, toleransi antarumat beragama adalah cara agar kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan. Namun yang sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya, misalnya penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk merukunkan dengan memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan. Untuk dapat mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.

1.2.            Rumusan Masalah
1.       Apa yang dimaksud dengan Toleransi?
2.       Mengapa Toleransi penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
3.       Mengapa kita harus menghindarkan diri dari perilaku tindak kekerasan?
4.       Apa manfaat toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
5.       Bagaimana contoh perilaku yang menunjukkan toleransi?

1.3       Tujuan
1.       Mengetahui makna kata Toleransi.
2.       Mengetahui seberapa penting Toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.       Mengetahui alasan mengapa kita harus menghindarkan diri dari perilaku tindak kekerasan.
4.       Mengetahui apa saja manfaat toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
5.       Mengetahui contoh perilaku yang menunjukkan toleransi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Pengertian Toleransi
   Toleransi berasal dari bahasa latin “Tolerare” yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, di mana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Toleransi juga dapat dikatakan istilah dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok – kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama – agama lainnya. Istilah toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi “kelompok” yang lebih luas, misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi baik dari kaum liberal maupun konservatif. Jadi toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain.
Dalam masyarakat berdasarkan pancasila terutama sila pertama, bertaqwa kepada tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua agama menghargai manusia maka dari itu semua umat beragama juga wajib saling menghargai. Dengan demikian antar umat beragama yang berlainan akan terbina kerukunan hidup.

2.2       Pentingnya Toleransi



“Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al Quran), dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. Yunus/10 : 40)



“Dan jika mereka (tetap) mendustakan kamu (Muhammad), maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".” (Q.S. Yunus/10 : 41)

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan hal – hal berikut:
1.      Umat manusia yang hidup setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW. terbagi menjadi 2 golongan, ada umat yang beriman terhadap kebenaran kerasulan dan kitab suci yang disampaikannya dan ada pula golongan orang yang mendustakan kerasulan Nabi Muhammad SAW. dan tidak beriman kepada Al-Qur’an.
2.      Allah SWT. Maha Mengetahui sikap dan perilaku orang – orang beriman yang selama hidup di dunia senantiasa bertaqwa kepada-Nya, begitu juga orang kafir yang tidak beriman kepada-Nya.
3.      Orang beriman harus tegas dan berpendirian teguh atas keyakinannya. Ia tegar meskipun hidup di tengah – tengah orang yang berbeda keyakinan dengan dirinya.
4.      Ayat di atas juga menjelaskan perlunya menghargai perbedaan dan toleransi. Cara menghargai perbedaan dan toleransi dengan tidak mengganggu aktivitas keagamaan orang lain.

2.3       Menghindarkan Diri dari Perilaku Tindak Kekerasan
            Manusia dianugerahi oleh Allah SWT. berupa nafsu. Dengan nafsu tersebut, manusia dapat merasa benci dan cinta. Dengannya pula manusia bisa melakukan persahabatan dan permusuhan serta bisa mencapai kesempurnaan ataupun kesengsaraan. Hanya nafsu yang berhasil dijinakkan oleh akal yang akan menghantarkan manusia kepada kesempurnaan. Begitupun sebaliknya.
            Permusuhan berasal dari rasa benci yang dimiliki oleh setiap manusia. Sebagaimana cinta, bencipun berasal dari nafsu yang harus bertumpu di atas pondasi akal. Permusuhan di antara manusia terkadang karena kedengkian pada hal – hal duniawi seperti pada kasus Qabil dan Habil ataupun pada kisah Nabi Yusuf as. dan saudara – saudaranya. Terkadang pula permusuhan dikarenakan dasar ideologi dan keyakinan.


“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain (qisas), atau bukan karena berbuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan – akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah – olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.” (Q.S. Al Maidah/5 : 32)
            Allah SWT. menjelaskan dalam ayat ini, bahwa setelah peristiwa pembunuhan Qabil terhadap Habil, Allah SWT. menetapkan suatu hukum bahwa membunuh seseorang sama dengan membunuh seluruh manusia. Begitu juga menyelamatkan kehidupan seseorang sama dengan menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini menyinggung sebuah prinsip sosial di mana masyarakat bagaikan sebuah tubuh, sedangkan individu – individu masyarakat merupakan anggota tubuh tersebut. Apabila salah satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya pun ikut merasakan sakit.
Dalam Q.S. Al Maidah/5 : 32 terdapat 3 pelajaran yang dapat dipetik:
1.             Nasib kehidupan manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Karena itu, terputusnya sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat manusia.
2.             Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan. Pembunuhan seorang manusia dengan maksud jahat merupakan pemusnahan sebuah masyarakat, tetapi keputusan pengadilan untuk melakukan eksekusi terhadap seorang pembunuh dalam rangka qisas merupakan sumber kehidupan masyarakat.
3.             Mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia, seperti dokter, perawat, polisi harus mengerti nilai pekerjaan mereka. Menyembuhkan atau menyelamatkan orang yang sakit dari kematian bagaikan menyelamatkan sebuah masyarakat darikehancuran.
            Tugas kita bersama adalah menjaga ketentraman hidup dengan cara mencintai tetangga, orang – orang yang berada di sekitar kita. Artinya, kita dilarang melakukan perilaku – perilaku yang dapat merugikan orang lain, termasuk menyakitinya dan melakukan tindakan kekerasan kepadanya.
            Di Indonesia ada hukum yang mengatur pelarangan melakukan tindak kekerasan, termasuk kekerasan pada anak dan anggota keluarga, misalnya UU No. 23 Tahun 2002 dan UU No. 23 Tahun 2004.

2.4       Manfaat Toleransi Hidup Beragama dalam Pandangan Islam
1.                  Menghindari Terjadinya Perpecahan
Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam kehidupan umat manusia ini.
2.                  Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan
Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali silaturahmi antarumat beragama dan menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya. Pada umumnya manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya, perbedaan dijadikan alasan untuk bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan agama merupakan salah satu faktor penyebab utama adanya konflik antarsesama manusia.
Merajut hubungan damai antarpenganut agama hanya bisa dimungkinkan jika masing – masing pihak menghargai pihak lain. Mengembangkan sikap toleransi beragama, bahwa setiap penganut agama boleh melakukan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas tanpa tekanan. Oleh karena itu, hendaknya toleransi beragama kita jadikan kekuatan untuk memperkokoh silaturahmi dan menerima adanya perbedaan. Dengan ini akan terwujud perdamaian, ketentraman, dan kesejahteraan.
3.                  Pembangunan berjalan dengan lancar
4.                  Masyarakat menikmati hasil-hasil pembangunan
5.                  Kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan



2.5       Menerapkan Perilaku Mulia
            Kondisi bangsa Indonesia yang berbhineka ini harus kita pertahankan demi ketentraman dan kedamaian penduduknya. Salah satu cara mempertahankan kebhinekaan ini adalah dengan toleransi atau saling menghargai.
            Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kerukunan hidup antarsuku, ras, golongan dan agama harus selalu dijaga dan dibina. Kita tidak ingin bangsa Indonesia terpecah belah saling bermusuhan satu sama lain karena masalah di atas.
Berikut perilaku – perilaku toleransi yang harus dibina sesuai dengan ajaran  Islam.
1.      Saling menghargai adanya perbedaan keyakinan. Kita tidak boleh memaksakan kehendak pada orang lain agar mereka mengikuti keyakinan kita. Orang yang berkeyakinan lain pun tidak boleh memaksakan keyakinannya pada kita. Dengan memperlihatkan perilaku berakhlak mulia, insyaallah orang lain akan tertarik. Rasulullah SAW. selalu memperlihatkan akhlak mulia kepada siapa pun termasuk kepada musuh – musuhnya. Banyak orang kafir yang tertarik pada akhlak Rasulullah SAW. lalu masuk Islam karena kemuliaannya.
2.      Saling menghargai adanya perbedaan pendapat. Manusia diciptakan dengan membawa perbedaan. Kita mencoba menghargai perbedaan tersebut.
3.      Belajar empati, yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lalu bantulah orang yang membutuhkan. Sering terjadi tindak kekerasan disebabkan hilangnya rasa empati. Ketika mau mengganggu orang lain, kita harus sadar bahwa mengganggu itu akan menyakitkan. Bagaimana kalau itu terjadi pada diri kita? Tentu kita juga akan merasa risih jika diganggu oleh orang lain.
4.      Islam mengajarkan menolong siapa pun, baik orang miskin maupun orang yang sakit.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فِى كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
Menolong orang sakit yang masih hidup akan mendapatkan ganjaran pahala.” (HR. Bukhari no. 2363 dan Muslim no. 2244).
Lihatlah Islam masih mengajarkan peduli sesama.
5.      Tetap menjalin hubungan kerabat  pada orang tua atau saudara non muslim.
Allah Ta’ala berfirman,


وإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا
 وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15).
      Dipaksa syirik, namun tetap kita disuruh berbuat baik pada orang tua.
Lihat contohnya pada Asma’ binti Abi Bakr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Ibuku        pernah mendatangiku di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan membenci Islam. Aku pun bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk tetap jalin hubungan baik dengannya. Beliau menjawab, “Iya, boleh.” Ibnu ‘Uyainah mengatakan bahwa tatkala itu turunlah ayat,

لاَ يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِى الدِّينِ
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu….” (QS. Al Mumtahanah: 8) (HR. Bukhari no. 5978).
6.      Boleh memberi hadiah pada non muslim.
Lebih-lebih lagi untuk membuat mereka tertarik pada Islam, atau ingin mendakwahi mereka, atau ingin agar mereka tidak menyakiti kaum muslimin.Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

رَأَى عُمَرُ حُلَّةً عَلَى رَجُلٍ تُبَاعُ فَقَالَ لِلنَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم –
 ابْتَعْ هَذِهِ الْحُلَّةَ تَلْبَسْهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَإِذَا جَاءَكَ الْوَفْدُ . فَقَالَ « إِنَّمَا يَلْبَسُ
 هَذَا مَنْ لاَ خَلاَقَ لَهُ فِى الآخِرَةِ » . فَأُتِىَ رَسُولُ اللَّهِ –
صلى الله عليه وسلم – مِنْهَا بِحُلَلٍ فَأَرْسَلَ إِلَى عُمَرَ مِنْهَا بِحُلَّةٍ .
 فَقَالَ عُمَرُ كَيْفَ أَلْبَسُهَا وَقَدْ قُلْتَ فِيهَا مَا قُلْتَ قَالَ
« إِنِّى لَمْ أَكْسُكَهَا لِتَلْبَسَهَا ، تَبِيعُهَا أَوْ تَكْسُوهَا »
 . فَأَرْسَلَ بِهَا عُمَرُ إِلَى أَخٍ لَهُ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ قَبْلَ أَنْ يُسْلِمَ

“’Umar pernah melihat pakaian yang dibeli seseorang lalu ia pun berkata pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Belilah pakaian seperti ini, kenakanlah ia pada hari Jum’at dan ketika ada tamu yang mendatangimu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, “Sesungguhnya yang mengenakan pakaian semacam ini tidak akan mendapatkan bagian sedikit pun di akhirat.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangkan beberapa pakaian dan beliau pun memberikan sebagiannya pada ‘Umar. ‘Umar pun berkata, “Mengapa aku diperbolehkan memakainya sedangkan engkau tadi mengatakan bahwa mengenakan pakaian seperti ini tidak akan dapat bagian di akhirat?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Aku tidak mau mengenakan pakaian ini agar engkau bisa mengenakannya. Jika engkau tidak mau, maka engkau jual saja atau tetap mengenakannya.” Kemudian ‘Umar menyerahkan pakaian tersebut kepada saudaranya  di Makkah sebelum saudaranya tersebut masuk Islam. (HR. Bukhari no. 2619).
Lihatlah sahabat mulia ‘Umar bin Khottob masih berbuat baik dengan memberi pakaian pada saudaranya yang non muslim.



















BAB III
PENUTUP

 3.1      Kesimpulan
            Toleransi berasal dari kata “ Tolerare ” yang berasal dari bahasa latin yang artinya adalah : "dengan sabar membiarkan sesuatu". Jadi secara harafiah pengertian dari Toleransi beragama ialah dengan sabar membiarkan orang menjalankan agama-agama lain. Harus bisa lebih kita maknai dan lebih bisa kita definisikan toleransi beragama. Toleransi dalam beragama bukan berarti kita harus hidup dalam ajaran agama lain. Namun toleransi dalam beragama yang dimaksudkan disini adalah menghormati agama lain. Dalam bertoleransi janganlah kita berlebih-lebihan sehingga sikap dan tingkah laku kita mengganggu hak-hak dan kepentingan orang lain. Lebih baik toleransi itu kita terapkan dengan sewajarnya. Jangan sampai toleransi itu menyinggung perasaan orang lain. Toleransi juga hendaknya jangan sampai merugikan kita, contohnya ibadah dan pekerjaan kita.

Manfaat toleransi hidup beragama dalam pandangan Islam:
v  Menghindari Terjadinya Perpecahan
v   Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan
v   Pembangunan berjalan dengan lancar
v   Masyarakat menikmati hasil-hasil pembangunan
v   Kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan
Contoh perilaku yang menunjukkan adanya toleransi:
v  Saling menghargai adanya perbedaan keyakinan
v   Saling menghargai adanya perbedaan pendapat
v   Belajar empati
v  Islam mengajarkan menolong siapa pun, baik orang miskin maupun orang yang sakit
v  Tetap menjalin hubungan kerabat  pada orang tua atau saudara non muslim
v   Boleh memberi hadiah pada non muslim






DAFTAR PUSTAKA


http://ekanurulhidayatii.blogspot.com/2015/01/toleransi-sebagai-alat-pemersatu-bangsa.html

MAKALAH DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP KOMUNITAS LOKAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1        LATAR BELAKANG             Globalisasi merupakan suatu proses yang sulit dibendung oleh suatu bangs...